Penyebab dan Cara Mengatasi Susah BAB Pada Bayi
Masalah susah buang air besar (BAB) atau yang juga biasa disebut dengan istilah konstipasi merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi. Ada banyak faktor yang menyebabkan bayi mengalami kesulitan buang air besar. Mulai dari pencernaanya yang belum sempurna hingga makanan.
Normalnya bayi akan buang air besar minimal sebanyak 3 kali dalam sehari. Ini karena BAB bayi yang masih minum ASI cenderung lebih cair.
Perasaan bingung dan cemas pasti muncul jika pola buang air besar bayi kita mengalami perubahan. Biasanya, hal ini terjadi begitu ia mulai mendapat makanan padat pertama di usia 4 bulan. Mengapa bisa demikian?
Menurut dr. Moerdiarto, SpA dari RS Fatmawati Jakarta, ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kesulitan BAB pada bayi. Bila terjadinya di awal ketika ia mulai mendapatkan makanan padat, faktor-faktor penyebabnya antara lain:
Bayi Susah BAB Karena Sistem Percernaan Belum Sempurna
Biasanya sulit BAB ini terjadi karena sistem pencernaan bayi di usia 4 bulan belum sempurna. Terutama karena enzim pencernaannya masih kurang sehingga bayi belum bisa mencerna makanan padat dengan baik. Bukankah selama ini makanan yang diterimanya berbentuk cair sehingga mudah dicerna?
Bila faktor enzim pencernaan ini yang jadi penyebab, biasanya seiring dengan pertambahan usia, maka kondisi pencernaan bayi akan membaik. Apalagi biasanya dokter membantu dengan memberikan obat-obatan yang dapat meningkatkan produksi enzim pencernaan.
Sesudah usianya memasuki 6 bulan atau 2 bulan setelah bayi dibiasakan makan makanan padat, konstipasi atau sembelit akan semakin jarang terjadi. Penyebabnya, di usia ini kerja sistem lipase dan laktase untuk enzim-enzim pencerna protein dan lemak sudah sempurna. Kalaupun terjadi, lebih karena pola makan atau jenis makanannya yang kurang sesuai.
Bayi Susah BAB Karena Faktor Makanan
Di usia mulai makan makanan padat atau 4 bulan, bayi dianjurkan mendapat asupan buah-buahan yang diolah menjadi cair atau halus. Umumnya buah-buahan yang diberikan adalah pisang, pepaya, jeruk dan tomat. Bisa saja, buah-buahan yang mengandung banyak serat menyebabkan anak mengalami sulit BAB. Kalau benar terjadi, sebaiknya hindari pisang yang kaya serat. Begitu pula apel yang kadar seratnya tinggi dan banyak menyerap air dalam saluran cerna sehingga dapat menyebabkan kotoran mengeras. Apel banyak dianjurkan saat anak menderita diare, agar kotorannya menjadi keras.
Bila makanannya sudah diseleksi tapi bayi masih sulit BAB sampai hari kelima, maka bawalah segera ia ke dokter. Biasanya dokter akan memberikan obat-obatan dari golongan jenis tertentu, terutama untuk pelancar BAB. Obat tersebut akan melicinkan jalan kotoran dari bagian atas usus ke bawah atau ke usus besar. Pemberian obat tersebut di usia bayi boleh dilakukan, selama kerja obatnya hanya melicinkan, bukan merangsang kerja usus secara peristaltik.